Header Ads

Dialog Jakarta Papua, Untuk Percepat Pembangunan Jalur Kereta?

Dialog versi Jakarta dalam menyelesaikan persoalan Papua patut diapresiasi tetapi tidaklah harus rakyat mendukung. Mengapa? Mekanisme dari dialog itu sendiri belum jelas. Apa dan bagaimana, siapa saja yang akan dilibatkan dalam dialog itu. Bahkan saya lebih menduga jika dialog Papua Jakarta hanya akan memuluskan bagaimana mempercepat pembangunan jalan kereta api.

Sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan rel kereta akan berhadapan langsung dengan berbagai  persoalan, seperti hak ulayat masyarakat setempat. Apakah semudah itu tanah adat dibongkar untuk pembangunan jalan kereta apai. Sangat disayangkan. Ada hal lain yang lebih dibutuhkan jika melihat dari sudut awam pembangunan di Papua. Alangkah baiknya pembangunan perumahan rakyat, pembangunan jalan penghubung antar kabupaten dan propinsi. Itu yang lebih baik daripada membangun rel kereta yang hanya akan menambah persoalan-persoalan baru.

Dilihat dari sejarah,  ada sebuah alasan dari pembangunan rel kereta di pulau Jawa pada masa pemerintahan Belanda, yaitu mempermudah mengangkut hasil bumi, hasil alam  untuk dibawa keluar. Akan sama halnya bila pembangunan kereta api di Papua juga terjadi. Dapat kita bayangkan hutan-hutan papua yang akan semakin habis dibabat, perluasan lahan perkebunan sawit, persawahan dan juga arus pemukiman baru. Padahal secara umum arus pulang pergi antar kabupaten dan propinsi tidak seperti di pulau jawa. Atau seperti bandung Jakarta.

Perbandingan penduduk yang sangat jauh antara pulau jawa dan Papua, sesuai data sensus penduduk di pulau Jawa mencapai  141 juta (2012)1 sedangkan Propinsi Papua 2.831.381 dan Papua Barat 7604222 jiwa. Apakah dengan perbandingan jumlah penduduk yang seperti ini, harus dipercepat transportasi seperti kereta api?

Penduduk di Papua juga tidak sampai jutaan per kabupaten, totalnya semua baru mencapai 4jutaan. Lalu ada apa dengan rencana pembangunan kereta tersebut? Terkesan buru-buru dan memaksa.

Mungkin saja ini adalah salasatu strategi mengacaukan kosentrasi perjuangan rakyat Papua.

Selama ini menurut pemerintah Indonesia, persoalan papua adalah tentang pembangunan, keadilan dan beberapa hal lainnya. Padahal sangat jelas, persoalan utama yang ada di Papua. Jika Indonesia adalah ibu pertiwi, mengapa anaknya Papua menuntut susu diberikan racun?
Bagaimana mungkin tuntutan penyelesaian persoalan Papua dapat terselesaikan bila persoalan utamanya tidak dibahas dengan baik. Mari kita luruskan, apa yang masih menjadi kendala, apa yang memang tidak sesuai. Kita tata semua itu agar menjadi baik dan juga demi terciptanya hubungan kerjasama yang baik dimasa depan.

Kseimpulan saya, dialog Jakarta Papua jelas arahnya untuk pembangunan, bukan menyangkut hak politik dan juga sampai kepada referendum. lalu bagaimana dengan Dialog yang ditawarkan perdana menteri Salomon. Kita ikuti terus perkembangan yang ada.

*1 - 2 : Sumber  data penduduk dapat dilihat di Wikipedia

Salam Juang!
Oleh Phaul Heger

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.